"Bersih Desa" Sebagai Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Desa Jambuwer

  • Jul 09, 2022
  • JAMBUWER.KROMENGAN
  • Budaya, Adat

KKN UM DESA JAMBUWERDesa Jambuwer terdiri dari lima dusun yaitu Bulupogog, Cakru’an, Rekesan, Krajan, dan Glagaharum yang secara geografis terletak di lereng selatan Gunung Kawi dengan ketinggian 433 meter di atas permukaan air laut. Sebutan ‘Jambuwer’ pada awalnya muncul karena dahulu desa ini merupakan daerah yang dipenuhi pohon jambu air sehingga masyarakat menyebutnya Desa Jambuwer. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar 656,577 ha terletak pada 1122740 BT dan 80502 LS. Desa Sumberdem Kecamatan Wonosari, Desa Peniwen Kecamatan Sumberpucung, Desa Sidomulyo Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Desa Jambuwer.    

Desa yang berada di Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang ini merupakan daerah dataran tinggi yang mana sangat bagus untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Maka dari itu, mayoritas masyarakat Desa Jambuwer memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak. Selain dari kedua sektor tersebut, Desa Jambuwer memiliki keunggulan pada bidang perairan dan perikanan yang dibuktikan dengan adanya Waduk Lahor. Waduk tersebut menjadi lahan bagi para nelayan untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya. Waduk Lahor yang berlokasi di Dusun Rekesan merupakan habitat ikan lohan dengan populasi tinggi yang dimanfaatkan masyarakat Dusun Rekesan untuk diolah menjadi kripik lohan yang mana jarang ditemui di daerah lain. Dengan segala potensi dan kekayaan inilah, Desa Jambuwer tak mengherankan jika desa ini menjadi tempat pelaksanaan KKN dari berbagai perguruan tinggi. Banyak hal yang dapat dilakukan mahasiswa dalam memaksimalkan potensi yang ada di Desa Jambuwer. 

Kekayaan Alam

Desa Jambuwer yang berada di Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang memiliki segudang potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut di sektor perkebunan, perikanan, dan pariwisata. Salah satu pendorong terbesar roda  ekonomi warga Desa Jambuwer ialah kopi. Kopi merah dan kopi ‘Cap Topeng’ merupakan produk unggulan yang menjadi ciri khas dari Desa Jambuwer. Kekhasan kopi ‘Cap Topeng’ terletak pada cita rasanya yang lebih asam dibandingkan dengan kopi lain. Merk ‘Cap Topeng’ memiliki filosofi tersendiri yakni berasal dari warisan kebudayaan tarian topeng Desa Jambuwer yang ingin dikenalkan masyarakat luas melalui logo pada kemasannya. Untuk pengolahan kopi tersebut dilakukan secara kolektif oleh  Kelompok Tani dan warga desa. Tahapan pengolahannya dimulai dari penjemuran kemudian akan diroasting menggunakan mesin khusus dengan tujuan untuk memisahkan biji kopi dari kulitnya. Selanjutnya biji kopi dihaluskan dengan mesin greender atau dapat dilakukan secara manual dengan cara ditumbuk.

Sektor Wisata

Desa Jambuwer masih menjaga keaslian alamnya untuk tetap asri. Keadaan alam tersebut dimanfaatkan untuk dibangun menjadi sejumlah wisata di Desa Jambuwer. Beberapa wisatanya antara lain yaitu Wisata Edukasi Jowaran, Wisata Sumber Ambya’an, dan Wisata Religi Dul Karim. Wisata Edukasi Jowaran mengenalkan edukasi mengenai penanaman padi dan beraneka macam sayuran yang sangat cocok untuk pengembangan motorik dan pengetahuan anak-anak. Selain wisata pada bidang edukasi, Desa Jambuwer menawarkan destinasi Sumber Ambya’an sebagai wisata dengan sumber air asli yang menyegarkan. Bagi masyarakat yang ingin berwisata religi, makam Dul Karim juga dapat menjadi opsi destinasi wisata religi yang menarik untuk dikunjungi.

Tak hanya dari sisi wisata, Desa Jambuwer juga memiliki daya tarik karena masih menjaga erat budaya turun-temurunnya yang tak lain merupakan tradisi tahunan bersih desa. Ritual yang dilakukan setahun sekali setelah musim panen ini dilaksanakan pada bulan Selo atau Suro pada kalender Jawa. Bagi masyarakat Jawa, bulan Selo dianggap bulan yang ‘tidak baik’ karena Selo merupakan kepanjangan dari “keseselan olo” atau kemasukan sesuatu yang buruk. Oleh karena itu tradisi bersih desa pada bulan ini dipercaya dapat membersihkan halangan atau kesusahan yang ada (resik sukerta/sesuker) agar kehidupan seluruh warga tenang dan tenteram.

Tradisi Bersih Desa

Bersih desa merupakan tradisi turun temurun dalam kebudayaan masyarakat khususnya di Jawa. Ritual bersih desa telah dilakukan berabad-abad lamanya sebagai wujud bersatunya manusia dengan alam. Kegiatan ini dapat didefinisikan sebagai wujud rasa syukur warga sebuah desa atas berkat yang diberikan Tuhan kepada masyarakat desa baik dari hasil panen, kesehatan, dan kesejahteraan yang telah diperoleh selama setahun. Selain itu, kegiatan ini menjadi ritual simbolis sebagai wujud permohonan akan keselamatan dan kesejahteraan warga desa untuk satu tahun mendatang.

Tradisi bersih desa dilaksanakan setiap akhir bulan dulkaidah (kalender jawa) setiap tahunnya. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian oleh lima dusun yang ada di desa Jambuwer. Di dusun Rekesan khususnya seringkali diadakan pagelaran tayub. Pagelaran tayub dipercaya warga setempat dapat mengahalau bala bencana yang akan datang. Selain itu, rangkaian bersih desa juga diadakan doa serta makan bersama warga desa.

 

Penulis : Tim KKN UM 2022 | KKN UM 2022